
LABUHANBATU, PAMARTANUSANTARA.CO.ID| Sudah menjadi kebiasaan atau tradisi masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu dari tahun ke tahun menjelang hari raya Idul Fitri. Tradisi membuat dodol (ulame) sudah menjadi kelaziman secara turun temurun yang dilakukan masyarakat khususnya di pedesaan.
Seperti di Desa Bagan Bilah Kecamatan Panai Tengah, secara beramai-ramai warga membuat makanan khas dodol atau ulame yang merupakan kebiasaan secara turun temurun setiap menjelang lebaran tiba.
Dodol atau gulame tersebut akan disajikan di hari Lebaran. Makanan yang terbuat dari kelapa, santan, gula, pulut ini adalah makan khas masyarakat setempat untuk disajikan di hari lebaran nanti sebagai makanan khas daerah.
Menjelang Idulfitri tentunya banyak ragam makanan yang akan tersaji di setiap rumahtangga. Makanan itu seperti lemang, kue basah kue kering dan tidak kalah penting ulame (dodol).
Di pengujung Ramadan seperti sekarang ini misalnya, pembuatan dodol atau kebanyakan orang di pesisir Labuhanbatu ini menyebutnya ulame biasanya banyak dibuat masyarakat. Hingga kini, dodol selalu melengkapi varian kuliner di rumah-rumah warga saat Idulfitri.
Rustam Efendi menguraikan tata cara pembuatan dodol. Dimulai dari memanaskan santan kelapa kental. Kemudian memasaknya dengan menyeduh adonan tepung pulut putih/hitam. Proses memasak di dalam kuali besi ukuran besar di atas api yang panas setelah dicampur dengan komposisi gula dan lainnya.
“Di atas api yang dibiarkan terus menyala, adonan terus diaduk hingga akhirnya kental dan kenyal,” urainya kepada Pamartanusatara.co.id, Kamis (21/05/2020) di Bagan Bilah.
Setelah matang yang ditandai dengan adonannya yang mengental, dodol dikemas dalam bungkusan.
Ada yang memasukkan ke dalam sumpit (pembungkus dari dedaunan). “Juga paling sering warga membukusnya ke dalam plastik sumpit,” tambahnya.
Dodol selalu menjadi menu pelengkap hidangan saat Lebaran Idul Fitri. Menu khas itu selalu menghiasi meja hidangan di setiap rumah warga.
Meski zaman sudah semakin berkembang, makanan warisan itu tetap jadi idola oleh sejumlah masyarakat di Pesisir Labuhanbatun, tradisi ini masih terus dijaga masyarakat sampai saat ini sebagai kebiasaan menyambut lebaran Idul Fitri. (Akmal Sagala)
