
JAKARTA, PAMARTANUSANTARA.CO.ID | Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap 2 pelaku peretasan situs Pengadilan Negeri (PN) Jakpus. Kedua tersangka AY dan CA mengaku melakukan peretasan itu karena merasa simpati pada Lutfi, sosok yang sebelumnya viral setelah potret dirinya membawa bendera Merah-Putih saat demo pada 30 September 2019, yang menjalani sidang di PN Jakpus.
“Tersangka AY meminta tersangka CA untuk melakukan peretasan terhadap situs pn-jakartapusat.go.id. Tersangka AY menjelaskan dalam BAP bahwa dia merasa simpati dengan kasus yang menimpa Lutfi Alfiandi yang sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,” kata Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Reynhard Hutagaol, di kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Aksi peretasan itu dilakukan kedua tersangka pada 19 Desember 2019 di salah satu apartemen di Jakarta Pusat. Setelah peretasan berhasil, tersangka AY memberi imbalan pada CA.
“Tersangka AY kemudian memberikan uang Rp 400 ribu kepada tersangka CA setelah aksi deface dilakukan,” ucapnya.
CA ditangkap pada Minggu (8/1) di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sementara AY ditangkap sehari berselang di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Timur.
Situs Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (SIPP) sebelumnya diretas dan menampilkan gambar seorang mengenakan celana abu-abu dan membawa bendera merah putih dengan menutup wajah.
Situs itu berwarna hitam dan bertuliskan ‘Respect For STM’. Kemudian terlihat juga ada tautan berita terkait dakwaan Lutfi. Pejabat humas PN Jakpus Makmur membenarkan situsnya sedang diretas.
Lutfi diketahui sosok yang sebelumnya viral setelah potret dirinya membawa bendera Merah-Putih saat demo pada 30 September 2019 beredar di media sosial. Namun bukan potret itu yang membawa Lutfi ke meja hijau.
Lutfi didakwa melawan polisi pada saat aksi 30 September 2019. Lutfi, disebut jaksa, melakukan kekerasan kepada polisi yang berjaga di depan gedung DPR.
Adapaun barang bukti yang diamankan dari kedua tersangka adalah 1 (satu) buah Laptop ALIENWARE Model P69F, 1 buah Handphone Xiaomi MI 6 beserta Simcard, 1 buah KTP an. CAD, 1 (satu) buah Laptop Asus, dan 1 (satu) buah Handphone Iphone 6 beserta SIMCARD.
Atas perbuatannya, polisi menjerat kedua tersangka dengan Pasal 46, Pasal 48 dan Pasal 49 ayat (1), (2) dan (3) Jo Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Polisi Jelaskan Peran Kedua Tersangka Peretas Situs PN Jakpus
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap dua remaja yang meretas situs Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Keduanya adalah CA (24) dan AY (22).
CA ditangkap pada Minggu (8/1) di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sementara AY ditangkap sehari berselang di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Timur.
Kasubdit l Dittipid Siber Bareskrim Polri Kombes Reinhard Hutagaol mengatakan kedua tersangka memang telah merencanakan untuk meretas situs PN Jakpus yaitu Situs Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (SIPP). Keduanya menetas situs itu dengan menampilkan gambar seorang mengenakan celana abu-abu dan membawa bendera merah putih dengan menutup wajah.
“Kedua tersangka belajar secara otodidak. CA lulusan SD, dan AY lulusan SMP. Mereka memang merencanakan untuk menetas situs PN Jakpus,” kata Kombes Reinhard dalam konferensi pers di kantor Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin (13/1/2020).
Khusus untuk CA, tersangka merupakan pendiri komunitas ‘Typical Idiot Security’. Komunitas ini telah menetas 3.896 situs luar negeri dan dalam negeri. Situs-situs yang diretas adalah situs pemerintah, swasta, perusahaan, maupun pribadi.
“Kedua tersangka diduga terlibat dalam sindikat kejahatan siber di bidang kartu kredit,” ucapnya.
Adapaun barang bukti yang diamankan dari kedua tersangka adalah 1 (satu) buah Laptop ALIENWARE Model P69F, 1 buah Handphone Xiaomi MI 6 beserta Simcard, 1 buah KTP an. CAD, 1 (satu) buah Laptop Asus, dan 1 (satu) buah Handphone Iphone 6 beserta SIMCARD.
Atas perbuatannya, polisi menjerat kedua tersangka dengan Pasal 46, Pasal 48 dan Pasal 49 ayat (1), (2) dan (3) Jo Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. (Divhumas Polri)
