
LABUHANBATU, PAMARTANUSANTARA.CO.ID | Menindaklanjuti surat edaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesian(RI), Dinas P3A Labuhanbatu di bawah pimpinan Dra Hj. Ernyda Rambe melakukan monitoring pelaksanaan sehari belajar di luar kelas kepada 16 sekolah se-Labuhanbatu, yang di laksanakan secara serentak. Kamis (7/11/2019).
Kegiatan monitoring ini dilaksanakan oleh seluruh kasi, kabid dan sekretaris pada dinas tersebut, terlihat Kamis pagi sekira pukul 08.00 WIB, kepala bidang perlindungan khusus anak dan hak perempuan Hj.Tuti Noprida Ritonga, S.Si., A.P.T., M.M., melakukan monitoring di MTSN I Rantau Selatan, dan diikuti Kakanmenag, Kadishub, perwakilan dinas DLH, kepolisian, guru, wali murid dan pemerhati lingkungan.
Menurut Tuti Noprida, kegiatan belajar sehari di luar kelas sangatlah berpengaruh untuk mencapai kriteria sekolah ramah anak.
“Saat ini masih banyak hal-hal yang membahayakan anak di satuan pendidikan, seperti makan yang tidak sehat, asap rokok, napzah, bencana dan kekerasan, dari itu perlu diambil langkah dan tindakan untuk menghindarinya, di antaranya melalui sehari belajar di luar kelas, yang menurut penilaian kita sangat berpengaruh untuk mencapai sekolah ramah anak.” Jelasnya.
Lebih lanjut kabid kreatif ini menjelaskan, belajar sehari di luar kelas dilakukan secara global se-Indonesia, dan di Labuhanbatu ada sekitar 16 sekolah yang turut serta pada hari ini melaksanakannya.
Di tempat terpisah sekretaris Dinas P3A Labuhanbatu Drs. Mariaty, M.M., dan kasi hak sipil informasi dan partisipasi Devi Utari, S.K.M., juga turut
melakukan monitoring di SMPN I dan MAN.
Di lokasi yang sama Kepala Kementrian Agama (Kakanmenag) Labuhanbatu Drs. Safiruddin Harahap dihadapan ribuan murid MTSN I ransel menjelaskan, hari ini di bawah kemenag ada enam sekolah yang ikut melaksanakan belajar sehari di luar kelas, yaitu 3 (Tiga) MIN, 2 (Dua) MTS dan 1 (Satu) MAN.
“Banggalah kalian karena sekolah ini terpilih untuk turut melaksanakan giat ini.” Ungkapnya.
Dalam hal tersebut, Safirudin berharap kegiatan seperti ini harus sesering mungkin dilakukan untuk mendongkrak imajinasi mereka, tentang betapa perlunya menciptakan situasi keakraban dan kekeluargaan sesama guru dan teman sekolah, menurutnya ada banyak mata pelajaran yang bisa dilakukan di luar kelas seperti sejarah ataupun biologi, ini bisa dilakukan untuk mengurangi ketegangan saat belajar.
Adapun materi belajar dimaksud yakni :
1. Menyambut siswa dengan senyum, sapa, salam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya (3 stanza) PPK (10 menit)
3. Cuci tangan sebelum makan PHBS (5 menit)
4. Berdoa bersama sebelum makan keimanan dan taqwa (2 menit-an) sehat bersama yang disiapkan oleh orang tua kesehatan.
5. Gizi seimbang (30 menit)
6. Berdoa setelah makan keimanan dan taqwa (2 menit)
7. Cuci tangan setelah makan perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) (4 menit)
8. Memeriksa lingkungan, menyingkirkan tanaman, barang atau hal-hal yang membahayakan anak perubahan iklim, cinta lingkungan (20 menit)
9. Mematikan lampu, peralatan listrik yang tidak diperlukan dan mematikan kran air yang terbuka perubahan iklim, hemat energi (10 menit)
10. Membaca buku di luar kelasgerakan literasi (15 menit)
11. Simulasi evakuasi bencana dalam lagu dan gerak pengurangan resiko bencana (10 menit)
12. Senam germas olahraga (5 menit)
13. Permainan tradisional budaya (45 menit)
14. Tepuk hak anak dan yel-yel sekolah ramah anak (7 menit)
15. Deklarasi sekolah ramah anak (5 menit), dilakukan jika satuan pendidikan belum melaksanakan deklarasi
16. Pelantikan tim sekolah ramah anak (5 menit)
17. Penutupan dengan menyanyikan lagu maju tak gentar (5 menit).
