
LABUHANBATU, PAMARTANUSANTARA.CO.ID | Masyarakat mengeluhkan jalan yang menghubungkan Desa Bagan Bilah Menuju Desa Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara rusak parah sehingga sangat mengganggu prokonomian masyarakat di daerah tersebut mengingat jalan tersebut adalah satu-satunya jalan yang harus dilalui untuk mengangkut hasil pertanian.
Jalan rusak yang berada di Dusun I Desa Bagan Bilah ini, mengakibatkan aktivitas perekonomian masyarakat daerah itu disebut warga lumpuh. Terutama di musim hujan seperti sekarang ini.
Akibat jalan rusak parah, hasil pertanian tidak terangkut karena truk pengumpul/tokeh tidak dapat masuk karena terhalang oleh mobil yang terpuruk.
Kepala Dusun I, Desa Bagan Bilah, Abdul Halim Nasution menyampaikan, akibat akses jalan yang rusak parah membuat perekonomian warga lumpuh total, karena pengangkutan hasil pertanian terganggu dan tidak lancar, sehingga hasil pertanian warga tidak terangkut.
“Banyak kendala akibat kondisi ini, bahkan kendaraan rusak dan terbalik saat melintasi jalan yang licin itu,” beber Halim, Sabtu (05/12/2020) sore, kepada Pamartanusantara.co.id.
Menurut Halim, rusaknya infrastruktur jalan ini diperkirakan sepanjang 6 kilometer dari Desa Bagan Bilah menuju Desa Sei Siarti Kecamatan Panai Tengah.
Ditempat yang sama, Ismail warga setempat mengaku rusak parahnya jalan ini sudah sekitar 30 hari atau selama sebulan terakhir ini, namun tidak ada upaya dari pemerintah dalam melakukan perbaikannya.
“Kami berharap pemerintah bisa secepatnya memperhatikan infrastruktur jalan di wilayah ini, sebagai masyarakat kami merasa sangat kecewa dengan pemerintah, di Labuhanbatu ini masih ada jalan yang rusak seperti ini, padahal status jalan adalah jalan lintas kabupaten,” ungkapnya.
Sebagai Masyarakat memohon kepada Pemerintah baik Gubernur Sumatera Utara maupun Bupati Labuhanbatu agar dapat memberikan perhatian atas kesusahan yang dialami oleh rakyatnya.
“Kami semua sudah sangat susah dan menderita pak, tolong lah perbaiki jalan kami, agar hasil pertanian kami bisa kami jual keluar, ” harap Ismail.
Terpisah Faqih Al-Muwahid, putra pesisir Labuhanbatu ini kesal dengan keadaan jalan di daerahnya, tokoh pemuda dan juga aktivis mahasiswa ini kecewa terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu maupun Pemprov Sumatera Utara.
“Bagaimana tidak, jalan yang selama ini sudah sering dikeluhkan masyarakat bahkan di media sosial (medsos) sering diunggah warga, tapi ternyata corong-corong yang menyuarakan keluhan masyarakat itu tidak cukup kuat menembus tembok gedung, di mana para pemegang kebijakan bekerja,” katanya.
Menurutnya, jalan yang sudah cukup lama rusak dan berlubang bagai kubangan ini membuat geram para pengguna jalan, khususnya kendaraan roda dua karena sudah cukup lama rusak tapi tidak kunjung mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Padahal bukan hanya warga biasa yang menggunakan jalan tersebut, tapi kalangan pejabat pun sering melintas di lokasi jalan tersebut.” Ungkapnya.
“Sejauh ini belum ada upaya perbaikan jalan tersebut, sementara orasi-orasi politik yang digaungkan oleh para pejabat salah satunya adalah perbaikan jalan. Apakah ini hanya sebatas janji politik atau mungkin ketidak mampuan mereka dalam hal memahami kebutuhan rakyat terkait dengan infrastruktur,” ujar Faqih.
Selanjutnya Faqih menuturkan, kalau hujan makin parah, soalnya lubangnya dalam, bila turun hujan maka lubang tersebut jadi tidak nampak, kayak kolam.
Dia berharap Pemkab Labuhanbatu mencarikan solusi, agar apa yang menjadi keluhan masyarakat di Pesisir Labuhanbatu dapat direspond dan segera terealisasi. (Akmal Sagala)
