
MEDAN, PAMARTANUSANTARA.CO.ID | Gubernur Sumatera Utara Edi Rahmayadi sebelumnya pernah berjanji kepada peraih medali emas ditingkat internasional, Muhammad Jafar Hasibuan yang telah berhasil menyabet medali emas, dalam ajang China Sanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) di Sanghai, China tersebut.
Sebelumnya Muhammad Ja’far Hasibuan menerima audiensi pada Senin, 20 Mei 2019 di ruang kerja lantai 10 kantor Gubernur Sumatera Utara Jalan di Ponegoro No 30 Medan pada saat yang lalu.
Pada saat itu dirinya teringat apa yang telah diucapkan Gubsu yang berjanji akan memberikan bonus bantuan prestasi, yakni akan mengurus semua pengurusan izin karya temuannya tersebut, karena sudah berhasil mengharumkan nama baik Sumatera Utara ditingkat internasional ataupun dunia.
Diketahui lebih dari 300 inovasi dari berbagai institusi pendidikan, individu, dan perusahaan turut ambil bagian tersebut. Pada ajang yang berlangsung pada tanggal 18 – 26 April 2019 itu, banyak di ikuti oleh beberapa negara seperti Arab Saudi, Turky, Iran, Iraq, Macau, Taiwan, Malaysia, Hongkong, Australia, Amerika, sebahagian negara di benua Eropa, Rusia dan Tiongkok yang merupakan selaku tuan rumah pada acara pertemuan ilmuwan sedunia tersebut.
Edi Rahmayadi pun merasa bangga, dikarenakan prestasi sangat luar biasa tersebut, begitu mengharumkan nama bangsa Indonesia dilevel dunia dan mengundang berbagai pihak ikut serta mendukung putra asli Sumut tersebut yakni Muhammad Ja’far Hasibuan.
Pada audiensi itu juga, Gubsu berjanji untuk pengembangannya mulai dari mengurus hak paten, merek dan biaya dari Balitbang Sumut, serta akan membantunya melalui bonus dari dinas pemuda dan olahraga Sumut dan Dinas Pendidikan Sumut karena prestasinya itu berhasil menjuarai nama Provinsi Sumatera Utara di tingkat dunia.
“Sampai saat ini, janji Gubsu ke saya belum ditepati dan sayapun pernah menemui Gubsu di rumah dinas pada satu hari sebelum hari raya Idul Fitri 1440 H, waktu itu saya memberikan undangan syukuran kepada Gubsu dan mengingatkan tentang yang sudah dijanjikan, tapi waktu tidak bisa bertemu, hanya disampaikan lewat ajudannya, pak Dayat, ajudannya Gubsu itu lalu bilang kesaya disuruh jumpai dinas pemuda dan olahraga dan Balitbang,” terang Muhammad Ja’far Hasibuan. Jum’at (5/7) di Medan.
Muhammad Ja’far Hasibuan berharap, agar kiranya Gubsu menunaikan janjinya, agar kebutuhan untuk meningkatkan prestasi lebih ditingkatkan lagi. Ilmuwan tersebut membandingkan apresiasi Kapoldasu dan Kejatisu dengan Gubsu tersebut.
“Alhamdulillah bapak Kapolda dan bapak Kepala Kejatisu memberikan apresiasi dan tidak berbelit-belit langsung di tunaikan bantuan prestasi itu,” ujarnya.
Ja’far mengembangkan produk yang terbuat dari udang khas Pesisir Selatan Malaka, yang disana dikenal sebagai udang halus kecil segar yang berhabitat dibawah hutan bakau. Menurut Ja’far, di wilayahnya banyak terdapat udang jenis itu.
Inovasinya ini diberi nama sebagai Biofar Shrimp Skin Care. Menurut Ja’far inovasinya itu bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta luka dikulit.
“Uji coba pada manusia yang terkena luka benda tajam, secara positif dapat menyembuhkan rasa nyeri dalam dua jam,” kata Ja’far kepada wartawan.
Bukan tanpa alasan Ja’far menamai inovasinya dengan Biofar Shirimp Skin Care. Menurutnya, nama itu diambil dari penggalan nama tengahnya, yakni Ja’far.
“Biokan alami, far itu nama saya, kan Ja’far,” ujarnya.
Karena terbuat dari bahan dasar udang, inovasi temuan Ja’far ini kerap disebut sebagi terasi. Namun begitu, Ja’far menolak inovasinya itu disebut sebagai terasi. Berbeda dengan terasi, yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan, Ja’far lebih suka inovasinya disebut dengan Biofar.
“Jangan disebut terasi, nanti publik salah persepsi,” kata Ja’far.
Menurutnya, inovasinya itu merupakan campuran antara udang lokal di daerahnya (udang halus segar) dengan garam. Ja’far sendiri tidak menceritakan kandungan zat apa didalam udang itu yang berperan dalam menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Dia hanya menyampaikan bahwa inovasinya itu terinsipirasi dari temuan peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Iya saya melihat penelitian IPB tentang kulit udang,” kata Ja’far.
Inovasi Ja’far ini berbentuk serbuk dan pasta cair. Meskipun begitu, Ja’far mengaku bahwa olahannya itu tidak berbau.
“Tidak berbau seperti terasi,” kata Ja’far.
Ja’far sendiri merahasiakan cara pengolahannya. Menurutnya produknya itu difermentasikan dengan teknik tertentu yang belum bisa dipublikasikan.
“Kalau pengolahannya kami rahasiakan,” tuturnya.
Menurut Ja’far penggunaan Biofar itu bisa lewat luar ataupun dalam. Jika lewat luar bisa dioleskan kesekitar luka, sedangkan jika lewat dalam dengan cara dicampur air terus diminum.
“Kalau dicampur air, ambil sesendok teh serbuk Biofar terus tuangkan ke air hangat sebanyak 200 milimeter,” kata Ja’far.
Dia berharap inovasinya itu dapat didukung oleh pemerintah. Dia juga berencana untuk mempatenkan inovasinya itu supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat.
“Ada dukungan dari bapak presiden dalam waktu dekat mengundang ke Istana. Sudah bertemu dengan Mensegneg, Mendikbud, Menristekdikti, staf kepresidenan dan Menpora, selanjutnya rencananya akan menghadap dengan presiden RI Bapak Jokowi di Istana, sebelum menghadap ke Istana sudah di agendakan dan diundang lewat Kemenpora. Ini Biofar bisa dikembangkan,” kata Ja’far.
Ia juga berharap jika inovasinya ini bisa berkembang, karena bisa memberi manfa’at bagi masyarakat Indonesia dan bisa dipasarkan keseluruh dunia.
“Kalau ini berkembang nanti, inikan dapat berguna untuk masyarakat Indonesia dan bisa dipasarkan keseluruh belahan dunia. Otomatiskan ada manfaatnyakan,” ujarnya.
Ilmuwan tersebut mengaku bahwa dirinya bukanlah lulusan dari keilmuan eksak, seperti kimia atau biologi. Namun ia mengaku bahwa ia sejak berada dibangku SMP dirinya sudah mandiri.
“Saya hanya lulusan pesantren, kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Sumatera Utara jurusan Bimbingan Konseling (BK),” kata Ja’far.
Ia mengaku sejak kelas 1 SMP sudah berjiwa mandiri dan menurutnya, ilmunya itu merupakan ilmu pemberian dari Allah.
“Kalau dalam Islam itu ilmu laduni, ilmu yang tak disangka-sangka gitu,” terang Ja’far.
Sebelumnya diberitakan, pemuda asal Sumatera Utara tersebut, Muhammad Ja’far Hasibuan berhasil membawa pulang medali emas di ajang China Shanghai International Exhibition of Inventions (CSITF) di Shanghai China pada 18 s/d 26 April lalu.
Ja’far yang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Banten, Rabu 24 April 2019 sore langsung disambut oleh Asisten Deputi Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Wisler Manalu. Wisler menyampaikan terima kasih kepada Ja’far yang sudah bisa mengharumkan nama bangsa dipentas dunia.
“Apa yang dilakukan Ja’far sangatlah luar biasa, dia berhasil membawa harum nama Indonesia diajang kompetisi penemu inovasi dunia di Shanghai China. Semoga apa yang dilakukan oleh Ja’far ini bisa memberikan inspirasi kepada anak-anak muda Indonesia lainnya untuk terus melakukan inovasi yang bisa membuahkan prestasi untuk Indonesia,” kata Ja’far menirukan ucapan Wisler Manalu.
Inilah prestasi Muhamnad Ja’far Hasibuan. penerima penghargaan penghargaan dunia dari CSITF satu-satunya orang asia mendapat penghargaan No.1 di Level dunia :
1. Medali Emas dari CSITF (China (Shanghai) International Exhibition OF Inventions.
2. Wiipa Special Award.
World Invention Intellectual Property Associations di CSITF.
Menjadi orang pertama di Asia di
pameran teknologi internasional China (Shanghai), selanjutnya disebut CSITF yang disetujui oleh dewan negara, diselenggarakan bersama oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Sains dan Teknologi, Kantor Kekayaan Intelektual Negara dan Pemerintah Kota Shanghai.
Lembaga PBB yang mendukungnya UNIDO, UNDP dan WIPO, dan diselenggarakan oleh kamar dagang Cina untuk impor dan ekspor mesin dan produk elektronik, pusat pertukaran teknologi internasional Shanghai dan Donghao Lansheng (Group) Co, Ltd, adalah adil profesional tingkat nasional khusus untuk perdagangan teknologi internasional.
CSITF ke 7 akan berlangsung pada 18 s/d 26 April 2019 di Shanghai World Expo Exhibition dan Convention Center.
Filosofi inti CSITF adalah teknologi lebih naik, kehidupan lebih baik, dengan tema “Pengembangan berbasis inovasi, perlindungan kekayaan intelektual, promosi perdagangan teknologi”.
SCITF bertujuan untuk secara aktif membangun tampilan otoritatif, pertukaran, dan platform layanan yang mempromosikan pengembangan perdagangan, teknologi dan pelaksanaan strategi peningkatan inovasi dengan mengintegrasikan daya ilmiah dan teknologi serta prestasi inovasi di dalam dan luar negeri.
Organization Structure.
Sebagai tuan rumah pada acara tersebut adalah Kementerian Perdagangan, Kementerian Sains dan Teknologi, Kantor Kekayaan Intelektual Negara Kota Shanghai.
Serta penyelenggara kegiatan tersebut adalah pusat pertukaran teknologi internasional Shanghai, kamar dagang mesin dan produk elektronik China
Donghao Lansheng (Group) Co, Ltd.
Kemudian sebagai pendukung adalah program pembangunan PBB, organisasi pengembangan industri perserikatan bangsa-bangsa, organisasi kekayaan intelektual dunia.
CSITF merupakan bagian dari kegiatan ke 7 China Shanghai international technology fair, yang didukung oleh united national industrial development organization, united nations development program dan work Invention Intellectual Property Associations (WIIPA). (Zainul)
