
PAMARTASANTARA.CO.ID |
Nasib guru madrasah swasta kurang mendapat perhatian pemerintah ditengah pendemi Covid-19, meski sama-sama memiliki visi mencerdaskan anak bangsa, namun guru madrasah swasta serasa dikesampingkan.
Dikatakan Khairuddin Ar-Razi, S.Pd., para pengajar madrasah swasta sudah seharusnya mendapat jatah dalam pengalokasian dana penanganan Covid-19.
“Memang alokasi dana diprioritaskan untuk bantuan sosial serta tim medis, namun pemerintah lupa guru swasta juga terdampak, hal itu membuat guru swasta terkesampingkan,” paparnya kepada awak media (09/07/2020)
Dalam kondisi darurat pemerintah harus bijak dalam pengelolaan dana untuk masyarakat.
“Pemerintah harus tahu kalau banyak guru swasta baik yang mengajar di RA, MI, MDTA, MTS dan MA juga terdampak, hal itu harus dipikirkan dan segera di tangani baik lewat alokasi dana penanggulangan Covid-19 atau cara lainnya,” ujarnya.
Dalam hal ini, Aslan tak memungkiri banyak guru madrasah swasta terdampak dan dirumahkan karena dampak pandemi
“Karena madrasah diliburkan maka wali murid tidak membayar biaya sekolah, dampaknya madrasah swasta yang mengelola biaya operasional secara mandiri terpaksa merumahkan para guru, dan para guru tidak mendapatkan honor karena tidak mengajar,” ujarnya.
Aslan juga menambahkan, keprihatinan yang dirasakan guru swasta di tengah pandemi seharusnya segera dicarikan solusinya
“Pemerintah harus tanggap jangan sampai pemerintah pura-pura menutup mata dan telinga atas nasib guru madrasah swasta, karena visi dan misi mereka juga mencerdaskan kehidupan bangsa serta menuntaskan buta aksara terhadap anak bangsa,” pungkasnya.
(Khairuddin Ar-Razi, S.Pd.)
