
TAPSEL, PAMARTANUSANTARA.CO.ID |Masyarakat tampaknya dibuat geram dengan klaim Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), yang menyatakan tidak ada lagi bentuk kutipan apapun bagi wisatawan yang datang berekreasi ke objek wisata alam Aek Sijorni, Desa Aek Libung Kecamatan Sayurmatinggi.
Selain itu, pernyataan tersebut juga dimuat diberbagai media, namun berbanding terbalik dengan kondisi di wisata Aek Sijorni. Malah, para pengunjung mengeluhkan, karena harus merogoh kantong dalam-dalam, memenuhi kutipan uang di setiap jengkal tanah yang dilewati menuju wisata.
Kritikan tajampun mulai bermunculan dari berbagai elemen, bahkan tidak sedikit yang mencurahkan kekesalan di media sosial Facebook terkait maraknya pungli di wisata air pemandian Aek Sijorni ini, dari komentar tudingan miring dan lucu juga dialamatkan kepada para pelaku pungli dan pemerintah setempat.
Ada yang menyoroti dan memberi masukan terhadap kinerja dinas terkait, hingga kepada oknum pelaku pungli yang diduga pemilik lahan dilokasi itu.
Mengingat, setelah dikutip dari gerbang masuk, para pengunjung tidak sedikit yang mengaku merogoh kocek Rp. 2000,- berkali-kali di dalam kawasan wisata Aek Sijorni oleh oknum yang mengaku sebagai pemilik tanah yang dilewati pengunjung.
Demikian halnya dengan parkir kendaraan roda empat dan roda dua yang berada di daerah badan milik Jalan Lintas Sumatera, dikenai biaya parkir yang dinilai tidak relevan, dan diduga tidak sesuai peraturan daerah yang berlaku.
Maraknya pungli di Aek Sijorni selama liburan tahun baru, serta hari libur lainnya menjadi perhatian aktifis Tapsel Sutan Maruli Ritonga, kepada wartawan, Senin (6/1) ia menilai Dinas Pariwisata dan pemerintah setempat (Camat) tidak mampu bergerak membasmi pungutan liar yang terjadi dari tahun ke tahun, serta apa solusi yang terbaik terkait hal tersebut.
“Plank merk-nya saja yang bertuliskan bebas pungutan kenyataannya ada pungutan.” Ujarnya.
Beliau juga menyampaikan pesan kepada Bupati Tapsel, agar mengevaluasi maupun mencopot Kadis Pariwisata dan Camat Sayurmatinggi, karena dinilai tidak sanggup menciptakan pariwisata yang aman dan nyaman untuk dikunjungi dan bebas dari pungutan liar.
Senada juga diungkapkan salah satu Ketua Satuan Mahasiswa Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (Satma AMPI) Kabupaten Tapsel, Lukman Hakim Daulay menurutnya, Kadis Pariwisata Tapsel sedang melakukan manuver pencitraan kepada atasan, kiranya bupati jangan termakan hal itu.
“Kami menilai apa yang diumbar-umbarkan Kadis Pariwisata terkait bebas kutipan di Aek Sijornih hanya pesan kosong, bahkan pernyataan yang dibarengi aksi penancapan plang merek bertulis “bebas pungutan disepanjang jalan objek wisata” itu menjurus ke atraksi ‘ABS’ (asal bapak senang,)” kata Lukman.
Menurutnya, terkait maraknya pungutan liar di wisata pemandian alam Aek Sijorni,
diharapkan menjadi perhatian dan jangan ada lagi pembiaran. Kepala daerah hendaknya merespon persoalan ini dan tidak menjadikan ikon wisata alam Aek Sijorni di Sumatera Utara dinodai dengan maraknya pungutan liar. Kami tidak mau mencap saudara-saudara kami yang di sana sebagai preman, namun pak bupati kiranya bijaklah dalam mengambil sikap, mereka juga butuh makan, mereka juga punya keluarga untuk dibutuhi.
“Sebagai warga masyarakat Tapsel kami meminta kepada Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu agar memperbaiki penanganan sektor pariwisata di Tapanuli Selatan, sehingga tidak menimbulkan asumsi negatif bagi pengunjung,” kata Lukman dengan nada kesal.
Dalam hal itu Hajoran Harahap Ketua AWP2J (Aliansi Wartawan Pemantau Polisi dan Jaksa) wilayah Tabagsel, meminta kepada Kapolres Tapanuli Selatan jangan tutup mata.
“Mana tim saber punglinya, apa tidak jalan, ini berita dah viral tapi tidak ada tindakan, apa harus saya surati Kapolda Sumut terkait statemannya baru-baru ini, yang mengatakan tidak ada tempat bagi pelaku kejahatan di Sumut, apa hanya ungkapan itu untuk menarik simpati aja.” Pungkasnya. (Martin Gabe)
