
LABUSEL, PAMARTANUSANTARA.CO.ID | Dalam forum diskusi mingguan Gerakan Pemuda dan Mahasiswa (GEPMA) Labusel di Kota Medan, Sumatera Utara, Forum Anak Kampus serta aktivis di bidang masing-masing itu menilai kasus dugaan penyelewengan Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sempat menyeret nama Bupati Labuhanbatu Selatan (Labusel) itu menjadi tugas serius dan beban moral bagi Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol. Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H. Sebab besar kemungkinan jika tidak dituntaskan khawatir akan menimbulkan fitnah yang berkepanjangan dikalangan masyarakat.
Sarwedi Harahap, Ketua Umum Gerakan Pemuda Dan Mahasiswa (GEPMA) Kabupaten Labuhanbatu Selatan, selaku putra daerah Labusel yang malah melintang di Medan itu, merasa risih apabila kasus ini lama bergulir dan tidak ada penyelesaian secara UU yang berlaku.
“Kami sebagai putra daerah merasa risih dengan isu yang menerpa. Apabila Bupati Labusel bersalah segera tetapkan sebagai tersangka dan apabila tidak bersalah secepatnya diselesaikan sebelum pemilihan Bupati, agar tidak menjadi preseden buruk di mata masyarakat,” Kata Presma salah satu Kampus di Medan itu.
Disampaikannya juga bahwa Gerakan Pemuda dan Mahasiswa (GEPMA) Labusel turut andil mengikuti perkembangan kasus dugaan penyelewengan DBH PBB yang menyeret nama orang nomor satu di Kabupaten Labuhanbatu Selatan itu, mereka tidak ingin memiliki Bupati yang memiliki reputasi buruk apalagi menyangkut kasus korupsi. sebab visi Bupati Labusel yang disampaikan kepada masyarakat saat kampanye sangat menyentuh hati kami sebagai Mahasiswa.
Dalam perbincangan yang cukup serius dengan awak media ini, Minggu, (14/7/2019). Ketua Umum GEPMA itu berharap, Kapolda Sumut bekerja profesional, sehingga tidak ada yang terkecewakan, jika memungkinkan jadi tersangka segera jadikan, jika tidak segera disampaikan ke publik.
“Visi dan misi Wildan waktu kampanye sangat bagus dan mulia, Kabupaten yang beriman dan bertakwa menuju Labuhanbatu Selatan yang sejahtera”.
“Kami yakin Kapolda Sumut pasti bisa menuntaskan persoalan ini sebaik mungkin sebelum Pilkada, sebab dikhawatirkan menjadi “bola panas” dikalangan elit, dan di manfaatkan untuk kepetingan politik tertentu menuju Pilbub 2020 mendatang, Hehehe,” kata Sarwedi Harahap, menutup perbincangan dengan senyuman. (Anas Hrp/Manganju Sinaga)
