PAMARTANUSANTARA.CO.ID | Di kala kumpul keluarga besar, sering orang tua membandingkan pencapaian Si Kecil dengan anak kerabat lain. Pun dalam kesempatan lain. Membandingkan Si Kecil dengan anak lain seolah sebagai bentuk motivasi, biar Si Kecil mampu memeroleh prestasi yang sama.
Semua seolah baik, dan wajar. Padahal itu sangat berbahaya. Pun itu dengan tujuan baik. Membandingkan Si Kecil dengan teman sepantaran mereka, akan berakita fatal.
Salah satu akibat fata tersebut adalah kurang percaya diri. Si Kecil jadi meragukan diri sendiri akibat dibanding-bandingkan dengan pencapaian teman sepantaran mereka.
Apalagi dibandingkan dengan teman sepantaran yang lebih unggul dari pencapaian Si Kecil.
Kedua, Si Kecil menjadi menjadi berpikiran negatif. Bahwa aku tidak bisa ini itu. Kurang mampu ini itu. Semua berawal dari kurang penghargaan dan sikap membandingkan, terus membandingkan yang dilakukan oleh orang tua mereka.
Orang tua, yang harusnya jadi tempat bersandar dan tempat Si Kecil menaruh harapan pujian dan kepercayaan, tidak hadir. Walhasil, pikiran negatif menghantui terus proses tumbuh kembang Si Kecil.
Ketiga, sadar dirinya bukan favorit orang tua. Si Kecil merasa cemburu dan tidak enak serta sebar salah. Penyebabnya orang tua selalu menjadikan anak unggul dari keluarga lain sebagai contoh dan tempat membandingkan pencapaian Si Kecil.
Akibatnya, perilaku membanding-bandingkan anak dengan teman sepantara mereka menjadi hukuman berat dibandingkan hukuman lain bagi si anak. [PN024]
