oleh

“Cukuplah Kematian itu Peringatan Bagi Kita”

"Cukuplah Kematian itu Peringatan Bagi Kita"
Oleh : KHOIRUNNAS HARAHAP,S.Pd
Kematian adalah langkah awal dari perjalanan agung yang memisahkan seseorang dari apa yang dicintainya. suami dari istrinya, orang tua dari anaknya, anak dari orangtuanya, Pejabat dari Jabatannya dan saudagar dari kekayaannya. Perjalanan yang bermuara kepada keabadian dan kenikmatan Surga atau kesengsaraan Neraka.
“Setiap yang Namanya hidup Pasti akan mati”.
Kematian merupakan hal yang diyakini namun sering kali terlupakan atau mungkin sengaja dilupakan. Dalam kehidupan Manusia, Maut merupakan ketetapan Allah Sehingga tidak satupun mahluk yang namanya hidup terlepas daripadanya.
“dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”. (An Nisa’:78).
Sejak zaman Nabi Adam as hingga saat ini, cukup banyak manusia yang sudah merasakan bagaimana Pahitnya Menghadapi Maut.  Mulai dari Raja, Presiden, Jenderal, Kyai, Ustadz, Para salihin (orang2 saleh), bahkan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad Saw. mereka semuanya tidak kuasa menolak datangnya kematian.
Seandainya saja kita mau merenung, sungguh amat singkat perjalanan hidup kita untuk menghadapi kehidupan yang kekal yaitu alam akhirat. Sembilan bulan kita berada didalam kandungan yang sangat sempit, kemudian terlahir kedunia dan tidak terasa kehidupan yang dulunya kanak-kanak, remaja, kini sudah memasuki hari tua yang sebentar lagi akan tutup usia.
Betapa ruginya kita sebagai seorang hamba ketika menghadap sang Pencipta tidak membawa bekal apa-apa kecuali hanya dosa. Apakah kita lupa, dulunya kita terlahir kedunia ini dalam keadaan suci. Alangkah baiknya jika kita meninggalkan kedunia ini dalam keadaan suci, sebab kita manusia terlahir kedunia ini dalam keadaan suci juga. “Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali Juga Pada-NYa”.-
Sayangnya di zaman kita sekarang, kebanyakan kita kadang lebih memprioritaskan dunia, tidak sedikit dari kita yang melupakan kehidupan akhirat. kita kejar dunia dengan berbagai cara kita tempuh dengan banyak jalan hingga lupa akan kata-kata bijak bahwa kita di dunia tak lebih hanya seorang anak manusia yang tengah safar (perjalanan) yang hanya sekejap. Kita lupa akan perjalanan panjang itu dan lebih memilih kehidupan dunia yang tidak kekal. Kita korbankan akhirat dan menggantinya dengan dunia.
Bencana Tsunami, Gunung meletus, banjir, pengajian, ceramah ustad sudah kita dengar dan saksikan, bahkan kerabat, tetangga, anak, istri, suami, ayah, bunda, sudah kita antarkan ke pusarannya, namun sayang itu semua tidak cukup untuk mengingatkan kita terhadap Sang Pencifta Allah SWT. Haruskah kita mati dan tidak bernyawa lagi baru kita menyadari bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik bagi diri kita dari pada kehidupan yang sementara ini…?.
Ketahuilah bahwa penyesalan itu selalu datang terlambat, tidak ada guna taubat jika Ruh sudah berpisah dengan badan. Jika sudah tiba masanya, Penyesalan akan menghampiri kita akibat kelalaian kita selama hidup di dunia akan perintah dan Larangan-Nya.
“Ya Tuhan kami, Kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (Ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin”.( QS.As+Sajadah :12).
Komentar Sahabat Pamarta

Tentang Penulis: Pamarta Nusantara

Gambar Gravatar
Pamarta Nusantara adalah situs berita yang dikurasi dan dimotori oleh PT Media Agung Sejahtera. Bertempat di Sumatera Utara, kami berkomitmen besar untuk menyajikan berita secara akurat, bijak, dan tentu saja terpercaya.

News Feed